MAKSUD SAJAK SENJA
DI PALANG BESI
Senja mula
menangis, |
Suatu senja
menyaksikan tebaran cahayanya yang makin suram dan hanya dapat dilihat oleh
penyajak melalui celahcelah lubang sel penjara yang memisahkannya dengan
dunia luar yang terpaksa diisi dengan suasana yang sepi dan penuh
kekesalan di hati. |
Pilu wajahmu
sang senja, |
Waktu senja yang
dahulunya membawa bahagia kepada penyajak kini bertukar sayu tatkala
menjelang malam kerana penyajak terpaksa hidup di dalam sel penjara yang
menyakitkan, terbuang, dan terasing dari dunia luar. |
Tanpa pasir
pantai atau silir angin, |
Dalam sel
penjara yang bersambung antara palang besi, penyajak resah berteleku dalam
suasana hening akibat dipenjarakan tanpa ditemani suasana bising. Pada waktu
senja yang semakin menghampiri malam, penyajak merasakan jiwanya semakin
sunyi dan merasakan itulah hukuman kemanusiaan terhebat yang perlu
ditempuhinya. |
PERSOALAN SENJA
DI PALANG BESI
- Penyesalan hidup yang tiada berpenghujung.
- Kehidupan di dalam sel penjara yang amat memilukan.
- Penderitaan hidup yang terpaksa ditempuhi sendirian.
- Harga kebebasan bagi sebuah kehidupan.
BENTUK SENJA
DI PALANG BESI
- Terdiri daripada tiga rangkap.
- Bilangan katanya tiga hingga sembilan patah kata.
- Terdiri daripada tujuh hingga lapan belas suku kata.
- Berbentuk bebas.
GAYA BAHASA SENJA
DI PALANG BESI
- Metafora - jemari malam, samudera jiwa.
- Personifikasi - Senja mula menangis.
- Kata ganda - kuntum-kuntum, dedawai.
- Inversi - Pilu wajahmu sang senja.
NILAI SENJA
DI PALANG BESI
- Ketabahan.
- Kebebasan.
- Keredaan.
PENGAJARAN SENJA
DI PALANG BESI
- Kita hendaklah menghindarkan diri daripada terjebak dengan gejala negatif yang boleh menjerumuskan seseorang itu ke dalam penjara.
- Kita hendaklah menghargai nikmat kebebasan hidup yang dikurniakan oleh Tuhan.
- Kita mestilah menjadi orang yang mematuhi undang-undang negara.