Dalam perkongsian kali ini cikgu akan himpunkan peribahasa yang bertemakan budi bahasa. Peribahasa ini cikgu sertakan sekali dengan maksud peribahasanya. Semoga perkongsian ini dapat membantu para murid dan pelajar di luar sana untuk menambahkan ilmu pengetahuan di samping membuat persiapan serta persediaan menghadapi peperiksaan.
- Ada ubi ada talas, ada budi ada balas – orang buat baik dibalas baik, yang berbuat jahat dibalas jahat.
- Bagai kacang melupakan kulit – orang yang melupakan orang yang pernah menolongnya.
- Bagai melepaskan anjing tersepit – orang yang ditolong tidak tahu mengenang budi.
- Baik membawa resmi padi daripada membawa resmi lalang – orang yang merendah diri.
- Berjalan pelihara kaki, berkata pelihara lidah – menekankan pentingnya berhati-hati dalam setiap tindakan dan pertuturan.
- Berkata peliharalah lidah – berhati-hati dalam pertuturan.
- Biar buruk kain dipakai, asal pandai mengambil hati – menunjukkan budi bahasa yang baik.
- Dari telaga yang keruh tak akan mengalir air yang jernih – daripada tabiat yang jahat tidak akan lahir nilai murni.
- Hancur badan dikandung tanah, budi yang baik dikenang juga – budi yang baik tidak akan dilupakan biarkan sesudah orang itu mati.
- Harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama – baik budi seseorang manusia akan dikenang meskipun setelah meninggal dunia.
- Hidup kayu berbuah, hidup manusia biar berfaedah – hidup manusia biarlah berbudi.
- Hutang emas boleh dibayar, hutang budi dibawa mati – budi baik seseorang hendaklah diingati selama-lamanya kerana tidak boleh dibayar dengan wang.
- Lagi lebai lagi berjanggut – berilmu dan berbudi.
- Orang berbudi kita berbahasa, orang memberi kita merasa – kita perlu membalas kebaikan yang diberi oleh orang lain dengan cara yang sama.
- Putih tulang dikandung tanah, budi yang baik dikenang juga – budi bahasa yang baik tetap akan dikenang walaupun kita telah lama meninggal dunia.
- Sudah merasa maka santun – baru ada belas kasihan sesudah menderita.
- Yang merah saga, yang kurik kundi; yang indah bahasa, yang baik budi – biarpun rupa elok dan kaca namun jika tidak budi pekerti makan tetap akan dipandang hina oleh masyarakat.

